Banyak hadis yang menyebutkan tentang hal ini, antaranya:
Maksudnya: “Barangsiapa yang beribadah pada saat lailatul qadar, kerana iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (riwayat Imam Al Bukhari dan Nasa-i)
Nabi SAW juga menyebut seperti yang datang dari Aisyah RA,
Artinya: “Carilah lailatul qadar di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim)
Bahkan Nabi SAW memberikan petunjuk yang lebih terperinci untuk kita mencari Lailatul qadar dengan memperincikan lagi di dalam riwayat yang lain,
Ertinya: “Carilah malam al-qadar di malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Baginda SAW turut bersabda dalam riwayat yang lain,
Ertinya: “Maka carilah (lailatul qadar) pada malam kesembilan, ketujuh, dan kelima (dari 10 malam yang terakhir).” (riwayat Imam Al Bukhari)
Bukan sekadar itu sahaja, datang pula atsar dari Ubay bin Ka’b RA yang berkata:
“Demi Allah, sungguh aku tahu malam mana malam itu (lailatul Qadar), ia adalah malam di mana Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menghidupkan malamnya, iaitu malam ke 27.” (riwayat Imam Muslim)
Ini adalah pendapat sahabat Nabi RA. Walaubagaimanapun Al Hafidz Ibn Hajar Al Atsqalani rahimahullah membuat rumusan daripada keseluruhan tentang hadis-hadis berkaitan Lailatul Qadar, menurutnya Allah SWT lebih mengetahui bilakah malam tersebut, cuma Nabi SAW memberi kepada kita tanda-tandanya maka kita dituntut mencari dan menghidupkan malam tersebut.
Ia bukan bererti Nabi SAW menetapkan malam itu pada 27, 29, atau 25, tetapi sebenarnya ia adalah sebagai satu ujian kepada orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.
Orang yang tidak pernah menghidupkan malam sejak awal Ramadhan dan hanya menunggu untuk beribadat pada lailatul qadar tidak mungkin berhasil mendapatkan malam tersebut, melainkan dia konsisten sejak awal lagi, mudah-mudahan dia memperolehnya.
Tanda-tanda Lailatul Qadar
Tanda-tanda lailatul qadar menurut adat melayu seperti pokok sujud dan sebagainya, ia mungkin hanyalah dongeng dan ianya tidak pernah wujud dari ajaran agama.
Kita hanya mengambil ilmu tentang lailatul qadar dari hadis-hadis Nabi SAW, antaranya:
1. Malam yang cerah, tidak panas dan tidak sejuk
Ertinya: “Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul Qadar kemudian dilupakan dariku dan ia ada di sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan) dan ia adalah malam yang baik dan cerah, tidak panas dan tidak pula sejuk, seakan-akan di dalamnya ada bulan purnama yang menerangi bintang-bintang, syaitan-syaitan tidak keluar sampai terbit fajar.” (riwayat Ibnu Khuzaimah dan dinilai sahih oleh al-Albani di dalam koreksi beliau terhadap shahih Ibnu Khuzaimah)
2. Pada pagi harinya, matahari terbit tidak memancarkan cahaya yang terik, Rasulullah SAW bersabda:
Ertinya: “Matahari terbit pada harinya tidak mempunyai sinar.” (riwayat Muslim, no. 1762)
Walaubagaimanapun, perkara-perkara ini semua tidak boleh ditunggu baru hendak beramal, ianya tidak akan menjadi. Kita juga tidak mahu mencarinya di siang hari, sedangkan pada malam sebelumnya kita isikan dengan tidur.
Itu semua bukan yang terpenting, ianya hanyalah tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi SAW sebagai satu semangat untuk kita mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Wallahu-A’lam.
No comments:
Post a Comment